Manfaat Kegunaan Sejarah- Apakah kegunaan mempelajari sejarah? Mempelajari sejarah tentu
banyak gunanya. Sebab, sejarah berbicara tentang kehidupan manusia. Kegunaan
mempelajari sejarah yaitu
sebagai berikut.
1. Sejarah Bersifat edukatif
Edukatif berarti nilai-nilai yang mengandung unsur pendidikan. Orang sering berkata “Belajar dari sejarah”, “Belajarlah dari masa lalu”. Dalam ungkapan tersebut terkandung arti bahwa sejarah memiliki kegunaan yang dapat mendidik kita. Apa yang terjadi pada masa lalu harus menjadi pelajaran buat kita, orang sering menyatakan “ambillah hikmahnya”. Hikmah dapat diambil dari apa yang pernah terjadi dalam diri kita. Peristiwa yang terjadi pada masa lalu memiliki nilai-nilai yang sangat berharga bagi kehidupan kita saat ini. Beberapa nilai yang bisa kita ambil dari peristiwa-peristiwa sejarah, seperti kebenaran, keadilan, kejujuran, kearifan, keberanian, rela berkorban, dan lain-lain. Jadi, sejarah banyak memberikan pengajaran moral.
Edukatif berarti nilai-nilai yang mengandung unsur pendidikan. Orang sering berkata “Belajar dari sejarah”, “Belajarlah dari masa lalu”. Dalam ungkapan tersebut terkandung arti bahwa sejarah memiliki kegunaan yang dapat mendidik kita. Apa yang terjadi pada masa lalu harus menjadi pelajaran buat kita, orang sering menyatakan “ambillah hikmahnya”. Hikmah dapat diambil dari apa yang pernah terjadi dalam diri kita. Peristiwa yang terjadi pada masa lalu memiliki nilai-nilai yang sangat berharga bagi kehidupan kita saat ini. Beberapa nilai yang bisa kita ambil dari peristiwa-peristiwa sejarah, seperti kebenaran, keadilan, kejujuran, kearifan, keberanian, rela berkorban, dan lain-lain. Jadi, sejarah banyak memberikan pengajaran moral.
Sejarah yang mengandung nilai-nilai
kebenaran misalnya, dapat kita lihat dalam perjuangan para nabi. Kita sudah
sering membaca dan mendengar bagaimana tantangan yang dihadapi oleh para nabi
dalam melakukan misi. Misi yang diemban oleh para nabi adalah menegakkan
kebenaran yang sudah ditugaskan oleh Tuhan. Kebenaran yang diperjuangkan oleh
para nabi adalah mengajak manusia untuk melaksanakan ajaran Tuhan, agar hidup
manusia itu menjadi selamat baik di dunia maupun di akhirat. Akan tetapi
perjuangan yang dilakukan oleh para nabi itu tidak sedikit yang mendapat
tantangan dari para kaumnya. Para nabi tersebut dicerca, dihina, bahkan sampai
akan dibunuh. Para nabi tak gentar menghadapi tantangan-tantangan tersebut.
Mereka bersikukuh memperjuangkan misinya. Perjuangan yang dilaksanakan oleh
para nabi tersebut dalam perkembangan kemudian ada hasilnya. Misalnya agama
sampai sekarang mengalami perkembangan.
Nilai kebenaran dapat pula
kita lihat dalam perjuangan para pahlawan kita ketika menghadapi penjajah.
Penjajahan pada dasarnya merupakan tindakan yang tidak sesuai dengan
nilai-nilai kemanusiaan. Hal-hal yang bertentangan dengan nilai-nilai
kemanusiaan yaitu penjajahan biasanya melakukan tindakan menindas kepada bangsa
lain oleh bangsa yang menjajah. Tindakan penindasan itu, akan menimbulkan
reaksi dalam bentuk perlawanan yang dilakukan oleh masyarakat yang terjajah.
Penjajahan yang dilakukan
oleh bangsa Belanda di Indonesia menimbulkan perlawanan dari bangsa Indonesia,
baik perlawanan dalam bentuk fisik maupun nonfisik. Dalam bentuk fisik dapat
berupa peperangan, seperti Perang Diponegoro, Perang Paderi, Perang Aceh, dan
lain-lain. Perlawanan dalam bentuk nonfisik, misalnya perjuangan yang dilakukan
oleh para pemimpin pergerakan kebangsaan. Perlawanan yang dilakukan oleh para
pejuang tersebut, baik yang bersifat fisik maupun nonfisik pada dasarnya adalah
perjuangan untuk menegakkan nilai-nilai kebenaran, yaitu kemerdekaan.
Kemerdekaan merupakan hak azasi setiap individu yang harus diperjuangkan.
Tindakan-tindakan yang dilakukan oleh para pejuang tersebut ternyata memberikan
hasil yang dapat kita rasakan sampai sekarang, yaitu kemerdekaan. Aspek nilai
yang bisa kita tarik dari perjuangan para pejuang tersebut adalah apabila kita
memiliki sesuatu cita-cita yang mengandung nilai-nilai kebenaran maka haruslah
kita perjuangkan. Risiko dan tantangan apa pun harus kita hadapi dalam
memperjuangkan sebuah kebenaran. Apabila kita sungguh-sungguh dan serius dalam
memperjuangkan sebuah kebenaran, maka pada suatu saat perjuangan kita akan ada
hasilnya.
Gambar 1.4 Museum Sribaduga
Jawa Barat tempat peninggalan benda-benda bersejarah yang dapat digunakan untuk
Pendidikan Sejarah yang bersifat edukatif(Sumber: www.cityquest.nl)
Nilai-nilai keadilan terdapat
pula dalam suatu peristiwa sejarah. Dalam bertindak, kita harus bersikap adil
terutama ketika kita menjadi pemimpin. Jatuh bangunnya sebuah kerajaan atau
kekuasaan dalam sejarah, dapat dilihat dari bagaimana kebijakan para raja atau
penguasa dalam melakukan kebijakan yang memberikan keadilan bagi rakyatnya.
Kita dapat membaca dalam sejarah, terdapat raja-raja yang bersifat otoriter dan
menindas rakyat. Kebijakankebijakan yang diambilnya lebih banyak menguntungkan
raja dan keluarganya.
Raja dan keluarganya hidup
bermewahan, sedangkan rakyatnya hidup sengsara. Tindakan penguasa tersebut
menimbulkan reaksi dari rakyat. Reaksi yang timbul, misalnya pemberontakan.
Akibat pemberontakan tersebut, kekuasaan raja berakhir, diganti oleh sebuah
dinasti baru. Bahkan yang paling mengerikan ada raja yang diganti tersebut dihukum
oleh rakyatnya dengan hukuman yang mengerikan. Nilai yang bisa kita ambil dari
peristiwa ini adalah bahwa kita harus berbuat adil. Apabila kita tidak berbuat
adil, akan menimbulkan balasan kelak yang dapat menyengsarakan kita.
Kebijakan raja atau penguasa
sebagaimana telah dicontohkan di atas, dapat pula mengandung nilai-nilai
kejujuran. Pada umumnya penguasa yang menindas merupakan cerminan dari seorang
penguasa yang tidak jujur. Dia menunjukkan berbagai kebohongan, mengeluarkan
pernyataan-pernyataan kepada rakyat seolah-olah tindakannya benar. Padahal
dibalik pernyataannya tersebut banyak mengandung ketidakjujuran. Rakyat
dibohongi oleh berbagai pernyataannya. Bahkan kebohongan bisa semakin meluas,
tidak hanya dilakukan oleh raja, tetapi dilakukan pula oleh aparat kerajaan dan
keluarganya. Mereka memberikan kesan bahwa kerajaannya merupakan kerajaan yang
mementingkan dan memperhatikan rakyatnya. Padahal kenyataannya tidak, yang
terjadi sebaliknya. Raja, pejabat kerajaan, dan keluarganya lebih mementingkan
diri sendiri daripada kepentingan rakyatnya. Fenomena sejarah kerajaan seperti
ini, biasanya kerajaan itu berakhir dengan keadaan yang tragis. Sebagai akibat
munculnya pemberontakan rakyat. Hal ini, bagi kita harus menjadi pelajaran.
Apabila kita tidak berbuat
jujur maka akan mencelakakan kita sendiri kelak. Keberanian merupakan suatu
modal untuk mencapai kemajuan. Dalam sejarah, kita banyak belajar bagaimana
bangsa yang memiliki keberanian dapat menjadi bangsa yang maju. Keberanian yang
dimaksud di sini adalah keberanian dalam memperjuangkan cita-cita yang positif.
Misalnya, sejarah bangsa Jepang memberikan suatu nilai bagaimana bangsa Jepang
dapat menjadi maju seperti saat ini disebabkan oleh nilai-nilai keberanian.
Bangsa Jepang dikenal sebagai bangsa yang memiliki nilai atau etos kerja yang
tinggi. Nilai-nilai tersebut terbentuk melalui proses perjalanan sejarah yang
cukup panjang.
Nilai-nilai keberanian yang
tercermin dalam kelompok Samurai Jepang, kemudian diimplementasikan dalam
industrialisasi sehingga tercapai sebuah modernisasi. Modernisasi yang dicapai
oleh Jepang berakar dari tradisi Jepang. Perjuangan yang dilakukan oleh para
pahlawan, banyak mengandung nilai rela berkorban. Mereka berjuang melawan
penjajah bukan untuk kepentingannya sendiri, tetapi untuk kepentingan
masyarakat yang lebih luas. Banyak pengorbanan yang dilakukan oleh para pejuang
dalam melawan penjajah, misalnya mereka dipenjara, dibuang ke daerah lain,
diasingkan dari pergaulan masyarakatnya. Sebagai contoh, Pangeran Diponegoro
pernah dibuang keManado dan Makasar. Para tokoh pergerakan banyak yang dibuang
ke Boven Digul (daerah Papua sekarang). Boven Digul adalah suatu tempat yang
terletak di pedalaman Papua (dulu Irian Jaya). Untuk sampai ke daerah ini,
harus melalui jalan air yaitu menggunakan kapal. Daerah Boven Digul merupakan
daerah rawan penyakit malaria. Banyak para pejuang yang terkena penyakit
malaria.Walaupun para pejuang tersebut diperlakukan oleh penjajah dengan
perlakukan yang buruk, tidak membuat sikap mereka berubah terhadap penjajah.
Sikap rela berkorban yang
ditunjukkan oleh para pejuang tersebut patut kita teladani dalam kehidupan
sehari-hari. Nilai-nilai edukatif yang kita pegang dari nilai-nilai sejarah,
tidaklah berarti kita harus mengkultuskan masa lalu. Kita tetap saja harus
bersikap kritis terhadap peristiwa yang terjadi pada masa lalu. Sikap
kekritisan itulah justru yang dapat mendorong kita untuk mengambil nilai-nilai
apa yang dapat kita kembangkan dalam konteks kehidupan saat ini. Janganlah
sampai kita melupakan sejarah. Bung Karno pernah mengatakan bahwa bangsa yang
besar adalah bangsa yang menghormati sejarahnya. Masa lalu harus menjadi
pelajaran dalam menatap hari esok yang lebih baik. Sejarah adalah guru
kehidupan, sebagaimana pepatah yang menyatakan “Historia
magistra vitae”.
2. Sejarah Bersifat inspiratif
Sejarah banyak menghasilkan berbagai karya, baik karya seni maupun karya sastra. Karya-karya tersebut banyak memberikan inspirasi bagi seniman untuk berkreasi dalam menciptakan karya-karyanya. Bahkan karya-karya seni pada masa lalu tidak sedikit yang memiliki nilai seni yang sangat tinggi, sulit untuk dicapainya pada zaman sekarang. Karya seni tersebut dapat menjadi suatu peradaban. Di Indonesia banyak sekali peninggalan-peninggalan yang memiliki karya seni yang bernilai tinggi. Misalnya candi-candi yang dibangun oleh para raja.
Sejarah banyak menghasilkan berbagai karya, baik karya seni maupun karya sastra. Karya-karya tersebut banyak memberikan inspirasi bagi seniman untuk berkreasi dalam menciptakan karya-karyanya. Bahkan karya-karya seni pada masa lalu tidak sedikit yang memiliki nilai seni yang sangat tinggi, sulit untuk dicapainya pada zaman sekarang. Karya seni tersebut dapat menjadi suatu peradaban. Di Indonesia banyak sekali peninggalan-peninggalan yang memiliki karya seni yang bernilai tinggi. Misalnya candi-candi yang dibangun oleh para raja.
Karya seni pada masa lalu di
samping memiliki nilai seni yang tinggi juga menunjukkan kemampuan teknologi
yang sudah maju pada zamannya. Misalnya, Candi Borobudur merupakan sebuah
bangunan monumental yang memiliki nilai seni sangat tinggi. Kamu dapat
membayangkan bagaimana masyarakat saat itu menumpukkan batu-batu dengan tidak
dilem (pakai semen) seperti sekarang ini dapat berdiri dengan megah hingga
ratusan tahun. Hal ini menunjukkan bagaimana teknologi pembangunan mereka saat
itu begitu tinggi. Relief-relief yang diukir begitu rapinya pada tumpukan
batu-batu. Kemampuan teknologi bangunan dalam Candi Borobudur dapat memberikan
inspirasi bagi para ahli bangunan bagaimana membuat bangunan yang lebih kokoh.
Bahkan relief-relief yang ada di Candi Borobudur pun dapat memberikan inspirasi
bagi pengembangan seni rupa.
Kreasi seni masa lalu tidak
identik dengan ketinggalan zaman. Karya seni masa lalu banyak memberikan kreasi
bagi para ahli seni saat ini dalam mengembangkan karyanya. Perkembangan seni
mode saat ini misalnya, banyak diwarnai oleh inspirasi karya seni masa lalu.
Para kreator seni memadukan model masa lalu dengan masa sekarang. Misalnya
dalam seni mode berpakaian atau busana. Busana-busana yang dikreasi saat ini
banyak mendapatkan inspirasi dari karya masa lalu. Sehingga ketika busana itu
ditampilkan menjadi lebih menarik.
Bagitu pula halnya dalam seni
bangunan. Para kreator seni bangunan banyak mengkreasi model-model seni
bangunan masa lalu dengan masa sekarang. Kita sering melihat adanya
restoran-restoran, hotel-hotel, dan tempat-tempat hiburan menyajikan bentuk
bangunan fisik yang menampilkan keindahan model masa lalu. Bahkan bukan hanya
bangunannya saja yang dikreasi, termasuk juga alat-alat yang digunakan.
Misalnya kursi, meja, alat makanan, dinding, dan lain-lain. Kreasi masa lalu
yang ditampilkan dengan konteks masa kini membuat bangunan itu menjadi indah.
Gambar 1.5 Relief Candi
Borobudur yang merupakan peninggalan sejarah dapat memberikan inspirasi bagi
perkembangan seni rupa di Indonesia
Dalam konteks berbangsa,
kebesaran masa lalu bukan untuk dikultuskan, tetapi harus memberikan inspirasi
semangat masa kini bagaimana kita harus menjadi bangsa yang besar. Kebesaran
bangsa Indonesia bukan hanya besar dalam jumlah penduduknya, tetapi kebesaran
yang ditandai sebagai bangsa yang diperhitungkan dan dihormati oleh bangsa
lain. Sejarah mencatat di Indonesia pernah lahir kerajaan-kerajaan besar yang
menjadi ciri kejayaan masa lalu bangsa Indonesia. Sebagai contoh, Kerajaan
Sriwijaya dan Majapahit merupakan dua kerajaan yang diperhitungkan ketika
berinteraksi dengan bangsa lain seperti bangsa India dan Cina, dua bangsa yang
pada masa itu dianggap memiliki peradaban yang sudah maju.
Kebesaran masa lalu bangsa
Indonesia harus memberikan inspirasi bagaimana kita dapat menjadi bangsa yang
maju dan bangsa yang disegani oleh bangsa lain. Untuk menjadi bangsa yang maju,
sudah barang tentu harus memiliki nilai-nilai yang mendukung terhadap
terbentuknya bangsa yang maju. Nilai-nilai tersebut misalnya nasionalisme, etos
kerja yang tinggi, penegak hukum yang konsisten, inovatif, kreatif, dan
lain-lain. Apa yang dilakukan oleh kerajaankerajaan besar pada masa lalu harus
dilihat nilai-nilai positif dari mereka. Kemajuan hanya dapat dicapai dengan
kerja keras sendiri, bukan ditentukan oleh bangsa lain.
3. Sejarah Bersifat instruktif
Instruktif secara harfiah dapat diartikan pengajaran. Pengajaran dalam konteks di sini memberikan arti keterampilan yang diperoleh dari pengajaran sejarah. Keterampilan tersebut, baik berupa keterampilan berpikir maupun keterampilan yang bersifat fisik. Keterampilan berpikir adalah keterampilan yang bersifat kognitif. Hal ini dapat diperoleh melalui pengkajian terhadap materi sejarah. Adapun keterampilan yang bersifat fisik lebih banyak diperlihatkan dalam bentuk unjuk kerja.
Instruktif secara harfiah dapat diartikan pengajaran. Pengajaran dalam konteks di sini memberikan arti keterampilan yang diperoleh dari pengajaran sejarah. Keterampilan tersebut, baik berupa keterampilan berpikir maupun keterampilan yang bersifat fisik. Keterampilan berpikir adalah keterampilan yang bersifat kognitif. Hal ini dapat diperoleh melalui pengkajian terhadap materi sejarah. Adapun keterampilan yang bersifat fisik lebih banyak diperlihatkan dalam bentuk unjuk kerja.
Sejarah sebagai ilmu pada
dasarnya memberikan pengetahuan-pengetahuan yang bersifat teoretis. Sifat
teoretis dapat berupa pemahaman terhadap konsepkonsep atau
generalisasi-genaralisasi yang dikaji dari peristiwa sejarah yang
dipelajarinya. Konsep-konsep yang ada dalam ilmu sejarah misalnya, berpikir
sebab akibat atau kausalitas, kronologis, perkembangan, pertumbuhan, dan
perubahan. Dalam melihat atau mengamati kehidupan sehari-hari, dapat
menggunakan konsep-konsep tersebut.
Dua hal yang memiliki
hubungan dapat menjadi pengembangan berpikir kausalitas. Misalnya, mengapa di
daerah tersebut banyak terjadi konflik? Berbagai analisis dapat dikembangkan
dalam melihat penyebab konflik. Sebab-sebab konflik dapat dihubungkan dengan
kebijakan pemerintahan setempat, kondisi perekonomian masyarakat, hubungan
antarkelompok masyarakat, letak geografis tempat konflik, dan lain-lain. Dengan
ditemukannya sebab akibat dari konflik tersebut, diharapkan kemampuan berpikir
kausalitas ini dapat memberikan tuntunan dalam memecahkan masalah agar konflik
tidak terjadi lagi.
Berpikir kronologis dapat
diartikan berpikir yang bersifat runut atau tersusun berdasarkan urutan waktu.
Hal ini dapat dilakukan dalam mengungkap suatu kejadian, misalnya kecelakaan.
Untuk mengungkap mengapa terjadi kecelakaan, biasanya polisi mencari
bukti-bukti yang menjadi penyebab kecelakaaan. Berdasarkan bukti-bukti yang
ditemukan, maka kronologi kejadian kecelakaan tersebut dapat diceritakan atau
diungkap. Kronologi kecelakaan tersebut, misalnya dapat diceritakan, yaitu
diawali dengan seorang pemuda yang mengendarai sepeda motor sambil membawa
minuman keras. Pemuda tersebut mengendarai motornya dengan kecepatan yang
tinggi. Ketika sepeda motor yang dikendarainya itu tiba-tiba bannya pecah,
sehingga ia tidak mampu mengendalikan sepeda motornya yang oleng. Akibatnya,
terjadilah kecelakaan itu.
Sejarah mengajarkan cara
berpikir perubahan. Perubahan itu dapat berupa perkembangan dan pertumbuhan.
Cara berpikir seperti ini dapat diterapkan dalam melihat diri sendiri. Kita
tumbuh berubah sejak kecil, mulai dari masa anak-anak hingga dewasa sekarang
ini. Bagaimana pertumbuhan yang terjadi pada diri kita, apakah mengarah kepada
perubahan yang bersifat positif atau negatif. Pemahaman terhadap perubahan yang
terjadi pada diri kita sendiri dapat memberikan pengajaran bagi kita, apakah
kita sudah menjadi orang yang baik atau sebaliknya, apakah kita sudah menjadi
orang yang berguna atau sebaliknya. Introspeksi diri dapat kita lakukan dalam
melihat perubahan yang terjadi pada diri kita.
Sebagaimana telah dicontohkan
di atas, sejarah banyak meninggalkan berbagai peninggalan yang sangat penting.
Peninggalan tersebut pada dasarnya merupakan hasil dari keterampilan manusia
pada masa itu. Keterampilan-keterampilan yang ditunjukkan oleh masyarakat pada
masa lalu pada dasarnya dapat menjadi pengajaran bagi manusia sekarang dalam
mengembangkan keterampilan, misalnya keterampilan dalam seni. Berbagai karya
dapat memberikan pengembangan keterampilan misalnya seni bangunan, seni lukis,
seni rupa, seni ukir, pelayaran, bertani, berkebun, dan berbagai keterampilan
teknis lainnya. Peninggalan bangunan masa lalu, sebagaimana telah dicontohkan
dengan candi yang memiliki nilai seni sangat tinggi. Selain teknik cara
membangun yang sudah maju, dalam candi itu terdapat ukiran-ukiran yang sangat
indah. Keterampilan-keterampilan yang ada pada contoh bangunan candi dapat kita
pelajari. Kita bisa belajar bagaimana cara membangun suatu bangunan yang indah
dan kokoh, bagaimana mengukir batu dengan ukiran yang sangat indah.
Sejak masa lampau bangsa
Indonesia sudah mengenal teknik pelayaran. Pelajaran cara berlayar sudah
dipelajari oleh bangsa Indonesia karena kondisi geografis wilayah Indonesia
yang sebagian besar atau dua pertiganya terdiri atas lautan. Relief yang ada
dalam Candi Borobudur menunjukkan realitas kehidupan masyarakat pada saat itu.
Realitas tersebut misalnya keterampilan berlayar yang diiringi dengan
keterampilan membuat perahu. Keterampilan ini sudah sejak lama dimiliki oleh
bangsa Indonesia. Dari satu keterampilan dapat dikembangkan pada
keterampilan-keterampilan lainnya, misalnya keterampilan pelayaran dapat
meliputi keterampilan-keterampilan mengetahui arah mata angin, memperkirakan
cuaca, memperkirakan tempat berkumpulnya ikan, dan keterampilan-keterampilan
lainnya. Keterampilan-keterampilan yang positif tersebut dapat diwariskan
kepada generasi sekarang. Kita dikenal sebagai bangsa pelaut akan tetapi
keterampilan kita dalam teknologi keluatan saat ini sangat tertinggal dari
bangsa lain. Akibatnya, laut yang kita miliki belum diolah secara optimal
hingga saat ini.
4. Sejarah Bersifat rekreatif
Saat ini kita sering mendengar wisata yang bernuansa spiritual. Wisata seperti ini memiliki nilai sejarah. Sejarah dapat memiliki nilai-nilai penting dalam pengembangan kepariwisataan. Fungsi rekreatif sejarah dapat mengandung arti wisata yang mengikuti lorong waktu masa lalu. Karya-karya sejarah yang berupa peninggalan fisik banyak memberikan kesan kepada masyarakat saat ini. Kesan tersebut baik bersifat fisik maupun non fisik. Kesan secara fisik misalnya orang sangat kagum melihat nilai seni dari peninggalan tersebut. Akibatnya, orang tersebut tertarik untuk melakukan wisata ke tempat peninggalan sejarah. Adapun kesan nonfisik bisa dilihat dari nilai-nilai yang terkandung dalam bangunan fisik tersebut, misalnya masjid kuno. Banyak orang yang melakukan wisata dengan mengunjungi masjid-masjid kuno dengan tujuan ingin meningkatkan penghayatan spiritual dia terhadap nilai-nilai keagamaan. Apalagi jika di Masjid Kuno tersebut terdapat makammakam orang yang berperan dalam sejarah. Para wisatawan biasanya akan berziarah ke makam tersebut. Bagi mereka yang menghayati kunjungannya ke tempat-tempat tersebut, seolah-olah memberikan kesan bahwa mereka telah melakukan lawatan masa lalu.
Saat ini kita sering mendengar wisata yang bernuansa spiritual. Wisata seperti ini memiliki nilai sejarah. Sejarah dapat memiliki nilai-nilai penting dalam pengembangan kepariwisataan. Fungsi rekreatif sejarah dapat mengandung arti wisata yang mengikuti lorong waktu masa lalu. Karya-karya sejarah yang berupa peninggalan fisik banyak memberikan kesan kepada masyarakat saat ini. Kesan tersebut baik bersifat fisik maupun non fisik. Kesan secara fisik misalnya orang sangat kagum melihat nilai seni dari peninggalan tersebut. Akibatnya, orang tersebut tertarik untuk melakukan wisata ke tempat peninggalan sejarah. Adapun kesan nonfisik bisa dilihat dari nilai-nilai yang terkandung dalam bangunan fisik tersebut, misalnya masjid kuno. Banyak orang yang melakukan wisata dengan mengunjungi masjid-masjid kuno dengan tujuan ingin meningkatkan penghayatan spiritual dia terhadap nilai-nilai keagamaan. Apalagi jika di Masjid Kuno tersebut terdapat makammakam orang yang berperan dalam sejarah. Para wisatawan biasanya akan berziarah ke makam tersebut. Bagi mereka yang menghayati kunjungannya ke tempat-tempat tersebut, seolah-olah memberikan kesan bahwa mereka telah melakukan lawatan masa lalu.
Peninggalan-peninggalan
sejarah saat ini banyak memberikan peran yang sangat penting bagi pengembangan
pariwisata. Bahkan beberapa pemerintah daerah ada yang mengembangkan
pariwisatanya dengan memanfaatkan peninggalan-peninggalan sejarah yang ada di daerahnya.
Situs-situs sejarah secara ekonomis dapat meningkatkan pendapatan daerah.
Bangunan-bangunan kuno lainnya misalnya beberapa bangunan keraton kerajaan. Di
tempat ini kita dapat berekreasi menikmati keindahan keraton-keraton masa lalu
yang dibangun dengan bentuk bangunan yang merupakan perpaduan antara bentuk
asli Indonesia dengan unsur-unsur dari luar. Beberapa unsur luar yang
berpengaruh terhadap bangunan luar misal pengaruh dari Eropa, Cina, Arab, dan
negara-negara lainnya. Dari jenis perpaduan bangunan ini kita dapat belajar
juga bahwa pada masa itu bangsa Indonesia sudah menjalin hubungan baik dengan
bangsa-bangsa di luar Indonesia. Salah satu tempat rekreasi sejarah adalah
museum. Di tempat ini banyak disimpan atau dikoleksi benda-benda peninggalan
sejarah. Benda-benda ini sangat penting untuk memberikan pengetahuan tentang
kesejarahan. Kunjungan ke museum memiliki dua arti, yaitu pertama berekreasi
dan kedua belajar ilmu pengetahuan. Setiap museum yang dibangun memiliki
kekhasan tersendiri, ada museum yang dibangun karena adanya peristiwa penting
misalnya Museum Konferensi Asia Afrika yang ada di Gedung Merdeka Kota Bandung
Jawa Barat. Ada pula museum yang mengkoleksi benda-benda sejenis, misalnya
museum kereta api di Madiun, museum Affandi di Yogya yang mengkoleksi
lukisan-lukisan Affandi, dan lain-lain. Ada pula museum yang mengkoleksi
benda-benda yang beragam dari abad ke abad, misalnya Museum Sribaduga di Jawa
Barat yang mengkoleksi benda-benda sejarah sejak zaman prasejarah hingga zaman
penjajahan.
Rekreatif bukan hanya
dilakukan dengan mengunjungi tempat-tempat peninggalan sejarah. Guna rekreaktif
dapat pula dirasakan dalam memahami karya sastra yang memiliki nilai
kesejarahan. Ada beberapa karya sastra yang mungkin fakta sejarahnya masih diragukan,
tetapi dalam karya sastra itu memberikan suatu gambaran bagaimana situasi zaman
pada saat itu.
Kemampuan berimajinasi bagi
penulis karya sastra tersebut sangat penting. Begitu juga bagi yang membacanya,
pembaca harus memiliki kemampuan imajinasi ketika dia membaca karya sastra
sejarah. Ketika dia membaca karya sastra tersebut seolah-olah dia sedang
berekreasi memasuki zaman yang diceritakan dalam karya sastra tersebut. Dalam
hal ini sejarah menjadi suatu seni, bukan saja sebagai ilmu pengetahuan.
Gambar 1.6 Mahasiswa sedang
melakukan rekreasi sejarah ke lokasi peninggalan sejarah (di Borobudur)
5. Sejarah merupakan Pendidikan
politik
Nilai-nilai politik sangat kentara dalam penulisan sejarah, terutama sejarah yang ditulis oleh pemerintah atau penulisan sejarah yang merujuk kepada kepentingan pemerintah. Penulisan sejarah seperti ini sangat nampak dalam buku-buku teks pelajaran sejarah yang ada di sekolah. Mengapa demikian? Sebab, pelajaran sejarah yang diberikan di sekolah harus merujuk kepada kurikulum yang berlaku. Adapun kurikulum pada dasarnya merupakan produk kebijakan politik pemerintah dalam pendidikan. Dengan demikian, sejarah yang diajarkan di sekolah memiliki misi dalam rangka pendidikan politik. Misi penting dalam pengajaran sejarah di sekolah di antaranya adalah menciptakan warga negara yang baik. Salah satu ciri penting dari warga negara yang baik adalah warga negara yang selalu tunduk dan taat terhadap peraturan negara. Ketundukan dan kepatuhan ini dapat dibangun dengan cara menanamkan semangat kebangsaan dan rasa memiliki terhadap bangsanya. Pengajaran sejarah memiliki peran yang sangat penting dalam membangun nasionalisme.
Nilai-nilai politik sangat kentara dalam penulisan sejarah, terutama sejarah yang ditulis oleh pemerintah atau penulisan sejarah yang merujuk kepada kepentingan pemerintah. Penulisan sejarah seperti ini sangat nampak dalam buku-buku teks pelajaran sejarah yang ada di sekolah. Mengapa demikian? Sebab, pelajaran sejarah yang diberikan di sekolah harus merujuk kepada kurikulum yang berlaku. Adapun kurikulum pada dasarnya merupakan produk kebijakan politik pemerintah dalam pendidikan. Dengan demikian, sejarah yang diajarkan di sekolah memiliki misi dalam rangka pendidikan politik. Misi penting dalam pengajaran sejarah di sekolah di antaranya adalah menciptakan warga negara yang baik. Salah satu ciri penting dari warga negara yang baik adalah warga negara yang selalu tunduk dan taat terhadap peraturan negara. Ketundukan dan kepatuhan ini dapat dibangun dengan cara menanamkan semangat kebangsaan dan rasa memiliki terhadap bangsanya. Pengajaran sejarah memiliki peran yang sangat penting dalam membangun nasionalisme.
Nasionalisme yang diterapkan
kepada siswa pada dasarnya merupakan bentuk pendidikan politik dari negara
kepada warganya. Setiap bangsa memiliki kepentingan untuk menulis sejarahnya.
Seperti juga bangsa Indonesia, kita belajar sejarah mulai dari Sekolah Dasar
sampai dengan Pendidikan Menengah. Pemerintah memiliki kepentingan terhadap
pendidikan sejarah di sekolah. Mengapa sejarah dianggap penting diberikan
kepada siswa-siswa di sekolah? Dengan belajar sejarah, para siswa diharapkan
memiliki kecintaan terhadap tanah airnya, memiliki jiwa nasionalisme. Kecintaan
kepada bangsa diharapkan dapat menumbuhkan rasa kebanggaan terhadap bangsanya.
Para siswa diharapkan menjadi warga negara yang baik. Menjadi warga negara yang
baik merupakan bagian dari pendidikan politik oleh pemerintah terhadap warga
negaranya.
6. Sejarah
merupakan Pendidikan
masa depan
Dapatkah sejarah mempelajari masa depan? Sudah barang tentu dapat. Mengapa sejarah dapat mempelajari masa depan? Sebab, sejarah adalah suatu studi tentang kehidupan manusia dalam konteks waktu. Waktu dalam pengertian sejarah dapat berupa sebuah garis yang lurus ke depan. Garis tersebut dapat menunjukkan adanya kesinambungan. Kesinambungan waktu yang dimaksud adalah kesinambungan antara masa lalu, sekarang, dan masa yang akan datang. Masa lalu sangat menentukan masa sekarang, dan masa sekarang sangat menentukan masa yang akan datang.
Dapatkah sejarah mempelajari masa depan? Sudah barang tentu dapat. Mengapa sejarah dapat mempelajari masa depan? Sebab, sejarah adalah suatu studi tentang kehidupan manusia dalam konteks waktu. Waktu dalam pengertian sejarah dapat berupa sebuah garis yang lurus ke depan. Garis tersebut dapat menunjukkan adanya kesinambungan. Kesinambungan waktu yang dimaksud adalah kesinambungan antara masa lalu, sekarang, dan masa yang akan datang. Masa lalu sangat menentukan masa sekarang, dan masa sekarang sangat menentukan masa yang akan datang.
Kesinambungan waktu dalam
sejarah dapat kita contohkan terhadap apa yang terjadi pada diri kita. Misalnya
sekarang kita duduk di bangku SMA. Keberadaan kita sekarang di SMA ini
sebenarnya tidak lepas dari apa yang kita lakukan pada masa lalu, yaitu ketika
kita di SMP atau di SD. Apabila kita ketika di SMP-nya belajar dengan rajin dan
serius maka ketika kita duduk di SMA tidak menutup kemungkinan prestasi kita
menjadi lebih baik lagi. Begitu pula halnya dalam melihat masa depan kita.
Apabila kita ketika di SMA-nya malas, maka tidak menutup kemungkinan masa depan
kita menjadi kurang baik. Kerajinan dan keuletan kita belajar sekarang di SMA
sangat menentukan hidup kita pada masa yang akan datang.